Wednesday, May 23, 2012

Arti Sebuah Nama

Assalamu'alaikum . .

William Shakespeare " apalah arti sebuah nama ". Ungkapan seorang penulis Inggris dan salah satu sastrawan terbesar Inggris ini sudah menyebar keseluruh dunia, seringkali ane dengar orang-orang dilingkungan ane berkata seperti itu.
Sebenarnya apa sih arti sebuah nama ???
apakah hanya sebuah warisan dari orang tua kita atau sekedar pembeda diri kita dengan orang lain?
sebenarnya apa yang dikatakan kang William Shakespeare ada benarnya, memang dalam pergaulan nama tidaklah menentukan tingkatan atau kehormatan kita, tidak lebih dari itu apa yang ane pahami dalam ungkapan Kang William.
Namun, seringkali banyak yang menganggap arti sebuah nama secara keseluruhan memang tidak penting.
contohnya adalah mereka yang mengganti namanya menjadi nama yang katanya gaul padahal arti secara bahasa dari nama gaul itu tidaklah lebih baik dari nama aslinya.

Sebenarnya selain sebagai identitas diri, nama juga menjadi do'a / tafa'ulan (dorongan kekuatan) untuk pemilik nama. bukan hanya sebagai panggilan didunia, dengan nama kita ini lah kita akan dipanggil di akhirat nanti.  
Sebuah hadist yang Diriwayatkan dari Abi Darda’, Rosululloh Bersabda “Bahwa kamu semua akan dipanggil pada hari kiamat dengan namamu dan nama ayah kamu maka buatlah nama yang baik.” ( HR. Abi Darda’ dengan sanad yang baik )
Oleh karena itu penting bagi kita memberi nama yang baik.

Berikut ini adalah nama-nama yang disunahkan, selain baik juga bernilai ibadah bagi kita
  1. 'Abdullah dan 'Abdurrahman
Disunnahkan memberi nama dengan dua nama yakni ‘Abdullah (hamba Allah) dan ‘Abdurrahman (hambanya Yang Maha Pengasih). Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

إِنَّ أَحَبَّ اْلأَسْمَاءِ إِلَى اللهِ عَبْدُ اللهِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ
“Sesungguhnya nama yang paling dicintai oleh Allah adalah ‘Abdullah dan ‘Abdurrahman.” (HR Muslim, Abu Dawud dan selainnya dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhu)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri juga telah menamai putra pamannya—‘Abbas radhiyallahu ‘anhu—dengan nama ‘Abdullah.

Di kalangan para sahabat ada sekitar 300 orang yang semuanya bernama ‘Abdullah. Begitu pula bayi pertama yang lahir dari kalangan kaum Muhajirin setelah hijrah ke Madinah adalah bernama ‘Abdullah bin Zubair radhiyallahu ‘anhu.
 
     2.  'Abdu dari Asmaul Husna
Disunnahkan memberi nama dengan ta’bid (memakai lafazh ‘abdu) dengan nama-nama Allah yang baik (asmaul husna), seperti ‘Abdul Aziz (hambanya Yang Maha Mulia), ‘Abdul Malik (hambanya Yang Maha menguasai), dan lain-lain.
     3.  nama-nama Nabi dan Rasul
Para nabi dan rasul Allah subhanahu wa ta’ala merupakan pemimpin anak Adam. Akhlaq mereka merupakan semulia-mulia akhlaq dan amalan mereka merupakan amalan yang paling suci sehingga bila menamai dengan nama mereka akan mengingatkan kita pada kemuliaan mereka.
Ulama telah bersepakat akan bolehnya memberi nama dengan nama mereka. (Syarhu Muslim oleh Imam Nawawi 8/437 dan lihat Maratibul Ijma’ hlm. 154-155)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri menamakan salah seorang anaknya dengan nama Nabi, sebagaimana sabda beliau:
وُلِدَلِي اللَّيْلَةَ غُلاَمُ فَسَمَّيْتُهُ بِاسْمِ أَبِي إِبْرَاهِيْمَ
“Semalam telah lahir untukku seorang anak laki-laki, maka aku beri nama dengan nama moyangku, Ibrahim.” (HR Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu)
Yang paling afdhol dari nama para nabi adalah nama nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam hal ini beliau bersabda:
سَمُّوا بِاسْمِي وَلاَ تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي
“Namailah oleh kalian dengan namaku dan jangan berkunyah dengan kun-yahku.” (Hadits riwayat Al Bukhari 10/571-Fathul Bari, Muslim 14/359-Syarhun Nawawi, Abu Dawud 4965, Tirmidzi 2841, dll)

    4. nama-nama orang Shalih
Al Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwasanya beliau bersabda:
إِنَّهُمْ كَانُوْا يُسَمُّوْنَ بِأَنْبِيَائِهِمْ وَالصَّالِحِيْنَ قَبْلَهُمْ
“Sesungguhnya mereka (umat-umat terdahulu) menamakan dengan nama para nabi mereka dan orang-orang shalih sebelum mereka.” (HR Muslim)

   5. nama-nama yang sifatnya benar
Nama anak dinilai mengandung sifat syar’i jika memenuhi dua syarat berikut ini:

Pertama, nama tersebut berasal dari bahasa Arab, sehingga tidak termasuk di dalamnya setiap nama ‘ajam (asing/non Arab), campuran, ataupun diserap ke dalam lisan Arab.

Kedua, nama tersebut baik maknanya secara bahasa dan syar’i, sehingga tidak boleh menamai dengan nama-nama yang mengandung unsur tazkiyyah (menganggap dirinya suci), celaan ataupun cercaan. Contoh nama yang mengandung tazkiyyah: Aflah (yang paling berhasil), Rabbah (yang paling beruntung), Yassar (yang paling mudah), Muthi’ah (perempuan yang taat). Contoh nama yang mengandung celaan: ‘Ashiyah (wanita yang bermaksiat).


referensi :
Kitab “Tasmiyatul Maulud” karya Syaikh Bakr Abu Zaid rahimahullah
http://ummuyahya.wordpress.com/ 

يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك 
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”
 

No comments:

Post a Comment