Saturday, March 23, 2013

Subnetting itu Mudah (pelatihan ccna)

Subnetting merupakan sebuah teknik yang wajib dikuasai oleh engingeer jaringan, subnetting ini diguanakan untuk membagi sebuah network address menjadi beberapa network yang lebih kecil.72.16.0.1 - 172.16.0.62

Berikut ini beberapa keuntungan dari Subnetting :
  1. Manajemen jaringan lebih sederhana
bDengan jaringan yang terbagi menjadi beberapa bagian kecil maka untuk penanganan masalah akan lebih mudah.
  1. Mengurangi Traffic jaringan
Salah satu fungsi router dalam jaringan adalah membagi broadcast domain, sedangkan router itu sendiri bertindak sebagai perangkat internetwork yang menghubungkan beberapa network . Dengan adanya subnetting ini maka pembagian network akan semakin mudah dan broadcast domain yang diciptakan bisa semakin banyak dan tentunya akan mengurangi traffic jaringan.

Sebelum mempelajari subnetting lebih jauh, pertama kita harus mengetahui terlebih dahulu IP Addressing scheme untuk IPv4. IPv4 terdiri dari 32 bit biner yang terbagi menjadi 4 bagian yang masing-masing 8 bit atau kita sebut satu oktet.

 (oktet 1)   (oktet 2)  (oktet 3)  (oktet 4)
11111111.11111111.1111111.11111111
IPv4 terbagi menjadi 5 kelas, namun secara umum yang digunakan adalah kelas A sampai C

Bagaimana cara melakukan subnetting

pada prinsipnya untuk membuat sebuah subnetwork kita
mengambil beberapa bit dari bit node untuk digunakan sebagai tambahan net ID.
Dengan melakukan subnetting kita dapat menentukan sendiri network yang akan digunakan dan jumlah host yang dibutuhkan sesuai kebutuhan.

kita akan mengenal CIDR (classless inter-domain routing) yaitu sebuah metode pengalamatan yang banyak digunakan, dimana sebuah alamat IP disebutkan diikuti oleh Net-prefix yang menunjukan jumlah Net ID.
Contohnya /25, ip dalam binernya adalah 11111111.11111111.11111111.100000000 dengan netmasks 255.255.255.128 .

Subnetting kelas C

Berikut ini oktet terahir untuk alamat IP kelas C
Binary          Decimal              CIDR
-----------------------------------------------------
00000000 = 0                              /24
10000000 = 128                         /25
11000000 = 192                         /26
11100000 = 224                         /27
11110000 = 240                         /28
11111000 = 248                         /29
11111100 = 252                         /30

prefix /31 dan /32 tidak digunakan karena kita butuh minimal 2 address dalam jaringan. dalam subnetting ada beberapa hal yang perlu dicari,
  1. Berapa banyak subnet-nya ? 2^x = jumlah subnet. x adalah bit host id yang digunakan untuk net id, contohnya 11100000, banyaknya bit 1 pada oktet node menunjukan jumlah subnet yaitu 2^3, jadi banyaknya subnet adalah 8.
  2. Ada berapa host tiap subnet? 2^y-2 = jumlah host persubnet. y adalah jumlah host id yang binernya 0, contohnya 11100000, banyaknya 0 ada 5 jadi jumlah host tiap subnet adalah 2^5 - 2 = 30 host. Dikurangi dua karena dalam satu subnet dibutuhkan satu ip untuk NA dan satu untuk broadcast address.
  3. Apa saja Subnet yang dapat digunakan ? 256 – subnet masks = besar blok . Dengan contoh diatas 256 – 224 = 32. subnet yang dapat digunakan adalah kelipatan 32 mulai dari 0 sampai subnetmask.
  4. Broadcast Address untuk tiap subnet ? Broadcast address diambil dari ip terakhir pada tiap subnet. Jadi untuk subnet 32 broadcast addresnya adalah 63.
  5. Range untuk Host ID yang valid ? Host id yang valid adalah diantara subnet address sampai broadcast address untuk tiap subnet.

contoh kasus Subnetting kelas C, kita akan mengsubnet 192.168.10.0 / 25.
subnet masks = 255.255.255.128
network address = 192.168.10.0
  • Banyaknya subnet ? /25 memiliki oktet terahir 10000000, subnetnya = 2^1=2
  • Host per subnet ? 2^7 - 2 = 126
  • Subnet yang bisa digunakan ? 256 - 128 = 128, subnet yang dapat digunakan adalah 192.168.10.0 dan 192.168.10.128
  • Broadcast address ? Ip terakhir dari tiap subnet, yaitu 192.168.10.127 , dan 192.168.10.255
  • Range valid host ID ? 192.168.10.1 - 192.168.10.126 dan 192.168.10.128 - 192.168.10.254

Subnetting kelas B

Mask yang digunakan pada kelas B,
255.255.0.0 (/16)
255.255.128.0 (/17)
255.255.192.0 (/18)
255.255.224.0 (/19)
255.255.240.0 (/20)
255.255.248.0 (/21)
255.255.252.0 (/22)
255.255.254.0 (/23)
255.255.255.0 (/24)
255.255.255.128 (/25)
255.255.255.192 (/26)
255.255.255.224 (/27)
255.255.255.240 (/28)
255.255.255.248 (/29)
255.255.255.252 (/30)

contoh kasus Subnetting kelas B, kita akan mengsubnet 172.16.0.0 /26.
subnet masks = 255.255.255.192
network address = 172.16.0.0
  • Banyaknya subnet ? /26 memiliki oktet ketiga dan empat 11111111.11000000, subnetnya = 2^10=1024
  • Host per subnet ? 2^6 - 2 =62
  • Subnet yang bisa digunakan ? 256 - 192 = 64 (blok untuk oktet keempat), subnet yang dapat digunakan adalah 172.16.0.0, 172.16.0.64, 172.16.0.128, 172.16.0.192, 172.16.1.0, . . . . . ., 172.16.255.128, 172.16.255.192. Pada oktet ketiga karena masknya 255 jadi tinggal dinaikan kelipatan satu.
  • Broadcast address ? Ip terakhir dari tiap subnet, yaitu 172.16.0.63 , 172.16.0.127, . . . . . , 172.16.255.255
  • Range valid host ID ? untuk subnet pertama 172.16.0.1 - 172.16.0.62
Subnetting kelas A

Mask yang digunakan pada kelas A,
255.0.0.0 (/8)
255.128.0.0 (/9)
255.192.0.0 (/10)
255.224.0.0 (/11)
255.240.0.0 (/12)
255.248.0.0 (/13)
255.252.0.0 (/14)
255.254.0.0 (/15)
255.255.0.0 (/16)
255.255.128.0 (/17)
255.255.192.0 (/18)
255.255.224.0 (/19)
255.255.240.0 (/20)
255.255.248.0 (/21)
255.255.252.0 (/22)
255.255.254.0 (/23)
255.255.255.0 (/24)
255.255.255.128 (/25)
255.255.255.192 (/26)
255.255.255.224 (/27)
255.255.255.240 (/28)
255.255.255.248 (/29)
255.255.255.252 (/30)

contoh kasus Subnetting kelas A, kita akan mengsubnet 10.0.0.0 /17.
subnet masks = 255.255.128.0
network address = 10.0.0.0
  • Banyaknya subnet ? /17 memiliki oktet kedua dan ketiga 11111111.10000000, subnetnya = 2^9=512
  • Host per subnet ? 2^15 - 2 =32766
  • Subnet yang bisa digunakan ? 256 - 128 = 128 (blok untuk oktet ketiga), subnet yang dapat digunakan adalah 10.0.0.0, 10.0.128.0, 10.1.0.0, 10.1.128.0, 10.2.0.0, . . . . . ., 10.255.0.0, 10.255.128.0. Pada oktet kedua karena masknya 255 jadi tinggal dinaikan kelipatan satu.
  • Broadcast address ? Ip terakhir dari tiap subnet, yaitu 10.0.127.255 , 10.0.255.255, . . . . . , 10.255.255.255
  • Range valid host ID ? untuk subnet pertama 10.0.0.1 - 10.0.127.254

    Untuk menghitung subnetting dengan cepat, hafalkan kenaikan tiap 2^.

No comments:

Post a Comment